Nemenin Iponk Mixing Lagu Baru D’MASIV: “Sampai Mati Kan Kukejar”

Pagi itu, Saya nemenin Iponk kerja di studio. Jadwal mixing hari itu adalah salah satu materi album barunya D’MASIV. Sebetulnya, Saya sendiri sedang menyelesaikan tulisan ketika berada di studio. Namun, perhatian Saya teralih ketika mendengarkan lagu yang dikerjakan Iponk. Besar sekali dorongan untuk menuliskan ini.


Ini Saya, dari sudut pandang pendengar yang pernah ngerasain betapa hebatnya band-band Indonesia bisa semacam menemani Anak Remaja usia belasan melewati berbagai persimpangan jalan di kehidupannya. Mungkin saja jalur yang kemudian dipilihnya di persimpangan itu, menuju sebuah jalan dengan kebun mimpi yang berbunga-bunga di kiri-kanannya. Atau mungkin juga, jalur itu menuju sebuah lorong gelap, sunyi, dan entah ujungnya ke mana.

Sementara itu, tahun demi tahun berlalu. Waktu tidak kenal lelah dan Si Anak Remaja tidak lagi remaja. Tidak lagi berjalan, ia kini berlari. Kadang terjatuh, lalu bangkit lagi. Ternyata Waktu mengajarkannya bahwa setelah persimpangan yang satu, ada persimpangan yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Waktu pula yang mengajarkannya, bahwa Si Anak Remaja ini sebenarnya tidak pernah sendirian. Sadar ataupun tidak, band-band Indonesia, yang pernah membisikkan kata dan nada ke dalam pikirannya di berbagai persimpangan, terus mengepungnya dengan kenangan yang terngiang-ngiang. Betapa hebat.


Bagi Saya, menikmati keperkasaan band-band Indonesia itu seperti menikmati maraton estafet dari jarak yang dekat dan personal, seiring Saya terus menempuh perjalanan Saya sendiri melalui berbagai persimpangan. Dan, mendengarkan lagu ini seperti baru saja menyaksikan di depan mata, tongkat estafetnya kini berpindah ke tangan D’MASIV. Entah dari siapa, Saya sampai lupa. Saya sudah terlanjur terbawa angin perubahan yang terhembus dengan keras ketika D’MASIV melaju dari posisi siapnya saat lagu ini berkumandang. “Sampai Mati Kan Kukejar,” begitu kata D’MASIV, sambil menggenggam tongkat estafet di tangan mereka.

Rasanya seperti berkejaran dengan Waktu. Berlari terus, D’MASIV. Titiknya terus bergerak. Waktu terus berdetak. Lintasannya entah bagaimana. Jalurnya mungkin akan membawa mereka berbelok ke mana, di mana, dengan cara apa. Entahlah, saya hanya penikmat, tau apa. Betul, penikmat, yang sepertinya akan betul-betul menikmati perjalanan ini.

Ini Saya, Oendari, yang sedang turut berlari bersama D’MASIV sambil menikmati rilisnya album terbaru mereka.


Agustin Oendari adalah seorang penulis lagu dan penyanyi yang mengawali karier pada 2014 dengan menulis dan menyanyikan lagu Selamat Pagi Malam untuk film berjudul sama karya sutradara Lucky Kuswandi. Lagu tersebutlah yang pertama kali mempertemukan Oendari dengan pendengar setia yang terus mendukungnya hingga melalui beberapa rilisan untuk film-film lain, seperti Galih & Ratna, satu lagi karya sutradara Lucky Kuswandi, dan Susah Sinyal, karya sutradara Ernest Prakasa.

Rilisan-rilisan Oendari yang lain pun telah mendapat perhatian khusus dari berbagai streaming platform dan media, antara lain: LHSW yang sempat menjadi bagian dari banner utama aplikasi JOOX pada masa rilisnya dan juga disiarkan di berbagai media musik ternama, seperti Billboard Indonesia dan Pophariini; Bend Down dan Selamat Pagi Malam yang berada di deretan nominasi AMI Awards ke-22; dan beberapa lagu dalam album soundtrack Galih & Ratna yang mendapatkan kesempatan spesial JOOX Concert Galih & Ratna tahun 2017, seperti Hampir Sempurna, yang ditampilkan oleh Rendy Pandugo, Song Of Goodbye, yang ditampilkan oleh Ivan Gojaya yang juga adalah produser dari hampir seluruh karya Oendari, dan lagu-lagu lain yang ditampilkan oleh Oendari, seperti Nyatanya Sementara, Dari Rindu Kepada Rindu.

Selain terlibat dalam berbagai karya kolaboratif sebagai penyanyi atau penulis lagu, Oendari juga sempat berkiprah sebagai vocal director, bekerja bersama musisi dan produser ternama, antara lain Titiek Puspa, Dutacinta, Momo Geisha, Sheryl Sheinafia, dan Steve Lillywhite. Keterlibatan Oendari sebagai vocal director juga terdapat pada lagu Lathi (Weird Genius ft. Sara Fajira), Dunia (Mytha Lestari), A Million Stars (Album Kolaborasi Rising Stars), dan masih banyak lagi. Tahun 2021, Oendari dengan merilis album dari keterlibatannya di dalam sebuah film berjudul Akhirat: A Love Story.

kepingin tau lebih banyak tentang Oendari?

Silakan subscribe blog ini, dengarkan musiknya, atau follow Oendari melalui media sosial.

Atau sampaikan yang ingin kamu katakan kepada Oendari. Tulis suratmu!

Go back

Your message has been sent.

Warning
Warning
Warning
Warning.

Published by

Unknown's avatar

oendari

panggil aja oendari. atau botin. penyanyi dan penulis lagu di @bighellorecords. enci-enci tongkrongan di @roemahiponk. cek aja di instagram. silakan follow.

Leave a comment