Tentang Bunga Maaf

“Hai, masihkah luka itu ada di sana?”

Barisan lirik pembuka Bunga Maaf berkumandang di corong headphone. Saya mewek. The Lantis memang keterlaluan. Tembang viral mereka diawali dengan sebuah pertanyaan yang sulit dijawab.


Bunga Maaf dirilis 15 November 2024. Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya lagu ini jadi viral dan muncul di mana-mana. Ini sesuai tebakan Iponk, jauh sebelum lagunya rilis.

Beberapa bulan lalu, pada satu hari yang acak, satu mixing inquiry masuk dari Warner Music Indonesia. Satu lagu berjudul Bunga Maaf dari sebuah band yang, pada saat itu, namanya masih asing di telinga Saya. Seperti biasa, begitu ada inquiry masuk dan datanya siap untuk dikerjakan, Iponk akan bergegas masuk studio dan gak keluar selama berjam-jam.

Setelah sekian lama kenal Iponk, Saya semakin paham bahwa jam-jam mixing adalah jam-jam yang sangat spiritual buat Iponk. Ada beberapa kesempatan di mana dia pingin ditemenin ketika mixing. Namun, yang kali ini enggak. Oke, mungkin dia memang lagi pingin sendiri aja kali. Itu sebabnya, sebisa mungkin Saya enggak ganggu atau menginterupsi barang sedikit juga.

Setelah beberapa jam berlalu, Saya yang sedang santai laptop-an di lantai satu dikagetkan dengan langkah kaki Iponk menuruni tangga. “Ini lagu keren banget. Kamu harus denger!” Dia turun dengan membawa first mix preview Bunga Maaf.

Duh, walaupun seringkali penasaran sama apa yang dikerjakan Iponk, Saya selalu merasa ada sedikit perasaan bersalah kalau dengerin lagu yang belum rilis. Rasanya seperti mencuri dengar, dan tentu mencuri terasa seperti tindakan ilegal.

Saya pun tau Iponk bukan orang yang sembarang kasih dengar kerjaannya ke sembarang orang. Ini hanya terjadi pada lagu-lagu tertentu. Jadi, ketika kesempatan seperti ini muncul, hati Saya jadi berdebar. This must be something really-really-really good.

Begitulah, Saya terdiam mendengarkan first mix preview Bunga Maaf dalam sekali putar. Mungkinkah Iponk ngerasa lagu ini keren karena progresi chordnya mirip banget sama lagu rahasia yang pernah dibikinnya? Tentu Saya gak bisa spill apa-apa tentang lagu tersebut. Namun, Saya pikir, sebabnya terkait dengan itu. Eh, ternyata, enggak juga. Tepatnya, gak cuma perkara itu.

“Liriknya juga keren banget,” komentar semacam ini keluar dari mulut seorang Ivan Iponk? Jarang banget. Ketimbang Iponk, Saya-lah yang lebih sering tersentuh dan terenyuh ketika mendengarkan lirik lagu. So, I guess it’s safe to say, that this one, is indeed really-really-really good. “Pasti bakal hits,” begitu kata Iponk.

Dan, benar adanya, sesuai tebakan Iponk. Tidak lama kemudian, Bunga Maaf jadi demikian populer. Mekar dan semerbak di telinga para pendengarnya, termasuk Saya.

Saya menuliskan ini pada sebuah minggu pagi yang sayup, setelah menghabiskan kopi hitam, dan setelah buang ingus bertubi-tubi akibat mewek yang tidak terduga selama mendengarkan Bunga Maaf terus-menerus. Candu. Pedih tapi nagih. Jahat tapi enak. The Lantis memang keterlaluan.

Iseng, Saya view song credits lagu ini di Spotify. Total ada empat nama di deretan penulis dan produser, yaitu Giri Virandi, Muhammad Rifzki Dzaky Fauzan, Ravi Rinaldy, dan Rendy Pandugo.

Dengan hidung yang agak mampet dan kedua mata yang agak bengkak, Saya bergumam, “Anjirlah, pingin banget ngobrol sama empat orang ini,” sebuah doa yang sangat casual kepada Semesta. Saya berharap semoga suatu saat ada sebuah kesempatan di mana Saya bisa ngobrol langsung dengan nama-nama tersebut, berterima kasih atas lahirnya Bunga Maaf, dan mengungkapkan kekaguman Saya atas lagu tersebut.

Apakah Semesta akan merestui? Entahlah. Namun, paling tidak, sementara ini, Saya cukup bersyukur bisa mendengarkan sebebasnya setelah lagu ini rilis. Tidak lagi perlu curi-curi, Saya menikmati Bunga Maaf mekar dan semerbak di hati.


Agustin Oendari adalah seorang penulis lagu dan penyanyi yang mengawali karier pada 2014 dengan menulis dan menyanyikan lagu Selamat Pagi Malam untuk film berjudul sama karya sutradara Lucky Kuswandi. Lagu tersebutlah yang pertama kali mempertemukan Oendari dengan pendengar setia yang terus mendukungnya hingga melalui beberapa rilisan untuk film-film lain, seperti Galih & Ratna, satu lagi karya sutradara Lucky Kuswandi, dan Susah Sinyal, karya sutradara Ernest Prakasa.

Rilisan-rilisan Oendari yang lain pun telah mendapat perhatian khusus dari berbagai streaming platform dan media, antara lain: LHSW yang sempat menjadi bagian dari banner utama aplikasi JOOX pada masa rilisnya dan juga disiarkan di berbagai media musik ternama, seperti Billboard Indonesia dan Pophariini; Bend Down dan Selamat Pagi Malam yang berada di deretan nominasi AMI Awards ke-22; dan beberapa lagu dalam album soundtrack Galih & Ratna yang mendapatkan kesempatan spesial JOOX Concert Galih & Ratna tahun 2017, seperti Hampir Sempurna, yang ditampilkan oleh Rendy Pandugo, Song Of Goodbye, yang ditampilkan oleh Ivan Gojaya yang juga adalah produser dari hampir seluruh karya Oendari, dan lagu-lagu lain yang ditampilkan oleh Oendari, seperti Nyatanya Sementara, Dari Rindu Kepada Rindu.

Selain terlibat dalam berbagai karya kolaboratif sebagai penyanyi atau penulis lagu, Oendari juga sempat berkiprah sebagai vocal director, bekerja bersama musisi dan produser ternama, antara lain Titiek Puspa, Dutacinta, Momo Geisha, Sheryl Sheinafia, dan Steve Lillywhite. Keterlibatan Oendari sebagai vocal director juga terdapat pada lagu Lathi (Weird Genius ft. Sara Fajira), Dunia (Mytha Lestari), A Million Stars (Album Kolaborasi Rising Stars), dan masih banyak lagi. Tahun 2021, Oendari dengan merilis album dari keterlibatannya di dalam sebuah film berjudul Akhirat: A Love Story.

kepingin tau lebih banyak tentang Oendari?

Silakan subscribe blog ini, dengarkan musiknya, atau follow Oendari melalui media sosial.

Atau sampaikan yang ingin kamu katakan kepada Oendari. Tulis suratmu!

Go back

Your message has been sent.

Warning
Warning
Warning
Warning.

Published by

Unknown's avatar

oendari

panggil aja oendari. atau botin. penyanyi dan penulis lagu di @bighellorecords. enci-enci tongkrongan di @roemahiponk. cek aja di instagram. silakan follow.

Leave a comment