
Panggil Aja Oendari.
Oendari adalah nama belakang yang juga jadi salah satu dari sekian banyak nama panggilan si anak bontot kelahiran Jakarta, 29 Agustus.
Sejak SD, dia dipanggil Botin, kadang dipanggil Agus, sering juga dipanggil Titin, atau pernah juga dipanggil Oen. Yang paling aneh: Wulandari. Jauh. Tapi, yasudahlah.
Si Virgo ini suka sekali sama tiga hal: menulis, musik, dan kopi ena.
Kesukaannya menulis berawal pas dia masih SMP, terutama sejak populernya film Ada Apa Dengan Cinta. Tanpa rencana, bertahun-tahun lalu, dia terlanjur mencintai dan terjebak di dalam hobi ini. Dimulai dengan iseng-iseng nyelipin puisi di perpus sekolah berharap masuk buletin (biar ngerasa keren ditulis anonim), eh ternyata pas buletinnya terbit, puisinya beneran dimuat. Sejak itu, mulailah dia menulis lebih rajin, sampe dua-tiga-empat buku, meski hilang semua gara-gara ketinggalan di loker sekolah.
Masuk tahun pertama kuliah, kesibukan kelas perancangan bikin dia jadi gak bisa lagi ngumpulin tulisan (ciye anak desain). Tapi, sebetulnya keinginannya menulis, tetep gede. Akhirnya, demi punya media untuk bisa merilis apapun yang ada di pikirannya, Oendari akhirnya mulai nge-blog sejak tahun 2008 hingga sekarang.
Lalu, musik. Demi kecintaannya pada musik sedari kecil, tahun 2010, Oendari memutuskan untuk belok dari dunia desain menuju dunia musik. Dimulai dengan jadi manajer band, kemudian beralih jadi vokalis. Berbekal hobi menulis, kini Oendari nyaman dengan pekerjaannya menyanyi, bikin lagu, dan jadi lirikus plus belakangan jadi vocal director.
Kesibukan lainnya kini adalah jadi – dia menyebutnya – enci-enci tongkrongan di ROEMAHIPONK, salah satu studio musik di bilangan Karawaci, Tangerang. Kalau ingin bertemu langsung bertatap muka dengan Oendari, silakan main-main ke rumah musik yang sekaligus rumah ngopi ini. Siapa tahu dapet secangkir kopi ena, freshly brewed. Lumayan kan.
Agustin Oendari adalah seorang penulis lagu dan penyanyi yang mengawali karier pada 2014 dengan menulis dan menyanyikan lagu Selamat Pagi Malam untuk film berjudul sama karya sutradara Lucky Kuswandi. Lagu tersebutlah yang pertama kali mempertemukan Oendari dengan pendengar setia yang terus mendukungnya hingga melalui beberapa rilisan untuk film-film lain, seperti Galih & Ratna, satu lagi karya sutradara Lucky Kuswandi, dan Susah Sinyal, karya sutradara Ernest Prakasa.
Rilisan-rilisan Oendari yang lain pun telah mendapat perhatian khusus dari berbagai streaming platform dan media, antara lain: LHSW yang sempat menjadi bagian dari banner utama aplikasi JOOX pada masa rilisnya dan juga disiarkan di berbagai media musik ternama, seperti Billboard Indonesia dan Pophariini; Bend Down dan Selamat Pagi Malam yang berada di deretan nominasi AMI Awards ke-22; dan beberapa lagu dalam album soundtrack Galih & Ratna yang mendapatkan kesempatan spesial JOOX Concert Galih & Ratna tahun 2017, seperti Hampir Sempurna, yang ditampilkan oleh Rendy Pandugo, Song Of Goodbye, yang ditampilkan oleh Ivan Gojaya yang juga adalah produser dari hampir seluruh karya Oendari, dan lagu-lagu lain yang ditampilkan oleh Oendari, seperti Nyatanya Sementara, Dari Rindu Kepada Rindu.
Selain terlibat dalam berbagai karya kolaboratif sebagai penyanyi atau penulis lagu, Oendari juga sempat berkiprah sebagai vocal director, bekerja bersama musisi dan produser ternama, antara lain Titiek Puspa, Dutacinta, Momo Geisha, Sheryl Sheinafia, dan Steve Lillywhite. Keterlibatan Oendari sebagai vocal director juga terdapat pada lagu Lathi (Weird Genius ft. Sara Fajira), Dunia (Mytha Lestari), A Million Stars (Album Kolaborasi Rising Stars), dan masih banyak lagi. Tahun 2021, Oendari dengan merilis album dari keterlibatannya di dalam sebuah film berjudul Akhirat: A Love Story.
kepingin tau lebih banyak tentang Oendari?
Silakan subscribe blog ini, dengarkan musiknya, atau follow Oendari melalui media sosial.
Atau sampaikan yang ingin kamu katakan kepada Oendari. Tulis suratmu!
