Udah move on belom? Kalo belom, meningan jangan baca tulisan ini. Namun, kalau masih bandel juga, ya udah. Hati deg-degan, tangan keringetan, keinget-inget mantan, tanggung sendiri ya.
“Kita Tak Bisa Kemana-mana Lagi” adalah film pendek yang bercerita tentang sepasang mantan kekasih, Gigi (yang diperankan oleh Sheila Dara Aisha) & Nino (yang diperankan oleh Rolando Octavio), yang bakal segera menikah dengan pasangan masing-masing.
Pada satu malam, mereka berdua melakukan perjalanan dengan mobil dan ketika mereka sampai di tujuan akhir, mereka sama-sama gak kepingin keluar dari mobil itu segera. Kenapa tuh? Ya udah, nonton dulu lah. Baru kita lanjut cerita lagi.
Sebelum Lanjut Cerita,
Mari mundur sejenak ke awal tahun 2021.
Tepatnya, bulan Januari. Bertepatan dengan harinya gue ngerilis lagu Tenang Dan Bersabarlah, secara tiba-tiba, gue diperkenalkan oleh seorang teman, kepada seorang produser film, namanya Hannan. Hari itu kenalan, hari itu juga Hannan dengerin satu album perdana yang sedang gue persiapkan, termasuk di dalamnya ada lagu Tenang Dan Bersabarlah. Bukannya ge-er, tapi yang gue inget dari hari itu, kayaknya lagu ini meninggalkan kesan buat Hannan. Tapi, ah, mungkin aja aku cuma ge-er, Bund.
Gak berapa lama setelah perkenalan hari itu, Hannan cerita bahwa dia sedang merampungkan sebuah film pendek. Hannan pun bertanya, apakah lagu Tenang Dan Bersabarlah boleh jadi bagian dari film pendek tersebut. Wah, ternyata kege-eranku berbuah manis. Makin ge-er lah aku, Bund. Dan, ya tentu bolehlah!
Lama berselang, pandemi makin ngehits, gue pun makin sibuk dengan rilisan bertubi-tubi. Kalau tau dan masih inget, selama empat bulan pertama tahun 2021, gue merilis satu lagu setiap bulannya. Situasi semakin pelik ketika memasuki tengah tahun. Puncaknya adalah bulan Mei.
Bulan Mei 2021 adalah sebuah bulan yang sulit, di mana hampir setiap hari gue ketemu dengan berita duka. Mulai dari duka orang-orang yang gue gak terlalu kenal, sampai duka yang menjalar ke lingkaran yang terdekat. Otak mulai gak kuat dipapar media sosial dan hati mulai gak tahan menerima berbagai pesan. Maka, rehatlah gue dari dunia maya dan membiarkan diri gue gak denger update apa-apa. Instagram dan Whatsapp lagi jarang-jarangnya gue buka.
Baru ketika memasuki bulan September, gue sekrol ratusan pesan yang masuk dan cek satu-satu. Dari antara pesan-pesan tersebut, terseliplah berita bahwa film ini ternyata udah tayang. Gue tonton sampe abis, sampe durasi paling ujung, lalu DUARRR!

Padahal niatnya mah mau narsis aja. “Nonton ah, gue mau tau lagu gue muncul di mana.” Tau-tau, gue malah keasyikan mengagumi aktingnya Sheila Dara Aisha & Rolando Octavio, yang berhasil bikin gue bertanya-tanya: ini dua-duanya emang mantan beneran di dunia nyata apa gimana sik? Mulai dari luwesnya obrolan bertema nostalgia, adegan adu kentut yang super-relatable, sampe berantemnya pun, … hih, kok kayak beneran!
Kesederhanaan yang terasa di film ini, yang gue yakin direncanakan dan dilakukan dengan cara yang gak sederhana, bikin gue terlena nonton sampe ujung cerita. Sampai akhirnya gue menemukan lagu Tenang Dan Bersabarlah hadir di momen aku-kamu yang … uhuk-uhuk … yaudahlah lo tonton aja sendiri.
Bang Fazrie Permana ini tinggalnya di mana, kayaknya gue harus sungkem sama bapak sutradara sekaligus penulis naskah. Selamat, Bang, filmnya berhasil membuatku ter-uhuk-uhuk. Dan, selamat juga kepada masing-masing nama di balik produksi film ini, kalian semua keren!
Dan, untuk Hannan, gue ingin mengucapkan terima kasih karena lagu Tenang Dan Bersabarlah diperkenankan untuk hadir di film “Kita Tak Bisa Kemana-mana Lagi” (bersanding dengan satu lagu dari musisi sekeren Matter Halo pula, “Kamulah Yang Terindah”, mimpi apa aku, Bund). Gak cuma itu, Tenang Dan Bersabarlah ditempatkan di bagian yang, buat gue, sangat berkesan. Oh iya! Satu lagi. Terima kasih, atas sebuah pesan manis yang pernah Hannan sampaikan:
“… Kenapa aku memilih lagu Tenang dan Bersabarlah sebagai ending film kami … Karena, pada dasarnya, hidup tentang sebuah perjalanan dan proses. … Film ini berbicara tentang mencoba mengikhlaskan sesuatu yg bukan untuk kita. … Saat pertama kali mendengar lagu Botin ini, bahkan sebelum dirilis, salah satunya adalah (tentang) hal itu. … Dan, lagu ini juga memberikan penekanan untuk itu, untuk bisa tenang dan bersabar pada saat perjalanan mengikhlaskan. …”
Hannan Cinthya
Ngomong-ngomong,
Baru sadar. Iya juga ya. Mengikhlaskan adalah sebentuk perjalanan. Supaya paham, tontonlah: “Kita Tak Bisa Kemana-mana Lagi“.
kepingin tau lebih banyak tentang Oendari?
Silakan subscribe blog ini, dengarkan musiknya, atau follow Oendari melalui media sosial.
Atau sampaikan yang ingin kamu katakan kepada Oendari. Tulis suratmu!
